Laman

Minggu, 16 Desember 2012

Aku masih ingat kapan pertama kali kau panggil aku sayang...
Aku masih ingat cerita di Desember tahun lalu....
Kita selalu nampak konyol, kita telusuri jalan-jalan itu
Kita nikmati hujanitu
Kau ceritakan aku banyak hal
Saat aku mengantuk sekali pun...Aku dengarkan segala hal tentangmu....
Sungguh waktu itu amat indah...
Kau mengajariku bagaimana menikmati hujan
Tanpa rasa sunyi
Kau buatku hidup kembali....
Itu adalah kesempatan indah....
Dan.... Meski kini ada orang lain disana.... Aku tetap ingin bahagia,
Aku akan tetap mengenangnya... Seperti bulan yang selalu hadir, meski dalam gelap.

Untuk sang malam
Disini aku hanya sendiri
Aku hanya memiliki Tuhan
Dan seluruh kesunyian ini
Ya... Seperti dalam diriku
Tak jauh dari kata "Luka"
Kau tau?
Mereka semua mengajariku ketabahan
Mereka semua mengajariku keteguhan
Bukan lah bahagia, namun luka yang bertahap datang
Dan.... Seniman itu pula yang memberiku makna
Dulu..... Ketika aku benar-benar ada... Aku hanya seperti debu
Ditiup, dan dihirupnya kembali
Aku bukanlah udara baginya
Saat ia benar-benar datang, aku hanya seperti pasir, yang sekejap menghilang
Karena ia memilih yang lain
Oh... Tuhan........ Mengapa seperti ini?
Panjangnya cerita ini, aku hanya ingin bersamanya, namun... Terkadang ini semua membuatku seakan mati
Aku hampir mati, karena aku merasakannya... Ini membuat ku sesak, ini membuat ku pucat
Aku hanya ingin bahagia, aku hanya ingin temukan sosok ayahku dalam dirinya
Aku mencintainya, sangat mencintainya... Namun, mengapa perjalanan ini seakan tak mengizinkannya...
Ampuni aku Tuhan, aku tak bermaksud melupakanMu, aku hanya ingin semakin dekat denganMu, saat bersamanya, aku hanya ingin semakin merasakan kehadiranMu di dalam dirinya....